Mengapa Produksi Ayam Petelur Menurun? Peternak Wajib Tahu Penyebabnya!

produksi ayam petelur menurun

Penulis: Tim GFN

Dalam menjalankan bisnis atau usaha pasti ada resiko yang harus dihadapi, termasuk juga usaha peternakan ayam petelur. Resiko yang sering dihadapi oleh peternak ayam yaitu produksi ayam petelur menurun. Padahal, sebenarnya usaha peternakan ayam petelur memiliki potensi besar serta keuntungan yang tinggi.

Maka dari itu, peternak wajib tahu penyebab produksi ayam petelur menurun. Hal ini bertujuan agar anda dapat mengatasi penyebab tersebut, sehingga anda tidak mengalami kerugian yang sangat besar. Lantas, apa saja yang dapat menjadi penyebab produksi ayam petelur menurun?

Tenang, di artikel kali ini kami mengajak anda untuk mengetahui penyebab produksi ayam petelur menurun. Anda jadi penasaran, kan?

Langsung saja ini dia penjelasan selengkapnya!

Nutrisi ransum dan air minum

Kualitas ransum yang buruk, baik nutrisinya kurang atau nutrisinya tidak seimbang serta ransum yang mengandung zat racun/ anti nutrisi dapat menyebabkan penurunan produksi telur. Ransum yang baik harus mengandung nutrisi seimbang yaitu protein, lemak, energi, serat kasar, dan mineral (fosfor dan kalsium). Jika asupan energi, protein, atau kalsium tidak terpenuhi, maka dapat menurunkan produksi telur. Sangat penting menyediakan ransum mengandung nutrisi seimbang pada masa produksi dengan asupan protein 16% – 18%. 

Maka dari itu, selama masa produksi ayam petelur membutuhkan ransum dengan nutrisi seimbang untuk mempertahankan produksi telur. Nutrisi yang tidak tepat dapat menyebabkan ayam berhenti bertelur. Selain nutrisi dalam ransum, penyediaan air minum yang bersih dan segar juga diperlukan. Ayam tanpa air minum hanya selama beberapa jam dapat berhenti bertelur sampai berminggu-minggu. Oleh karena itu, sediakan air minum secara ad libitum

Penyakit

Faktor penyakit selama ini dianggap sebagai salah satu penyebab utama penurunan  produksi telur pada ayam petelur. Selain itu, penurunan produksi telur juga seringkali dihubungkan dengan adanya gejala awal ayam terserang penyakit. Gejala lainnya dapat berupa tubuh ayam lesu, kehilangan nafsu makan, bulu kusam dan rontok, mata berair hingga kematian. Ayam yang terserang penyakit membuat peternak mengalami kerugian besar.

Maka dari itu, jika anda melihat seekor ayam terserang penyakit, lakukanlah isolasi atau pengafkiran dan amati keseluruhan populasi secara teliti. Apabila anda curiga ada serangan penyakit, segera hubungi dokter hewan agar dapat membantu memeriksa, sehingga diperoleh diagnosa dan pengobatan yang akurat. Secara umum ayam petelur yang terserang penyakit, maka produksi telurnya akan terganggu.

Penyakit yang dapat menyebabkan produksi ayam petelur menurun yaitu Egg Drop Syndrome (EDS), Newcastle Disease (ND), Infectious Bronchitis (IB), Chronic Respiratory Disease (CRD), dan Colibacillosis. Penyakit ND dan IB dapat menurunkan kualitas kerabang telur, bagian dalam telur serta dapat merusak saluran produksi. EDS merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kerabang telur sangat tipis, sehingga telur mudah pecah. 

Kurangnya lama pencahayaan

Kebutuhan pencahayaan ayam petelur yaitu selama 16 jam/hari. Hal tersebut bertujuan untuk memelihara jumlah produksi agar tetap optimal. Faktor pencahayaan saat masa grower juga berhubungan erat dengan pencapaian berat badan dan sebagai pengontrol saluran reproduksi. Banyak peternak yang melupakan hal penting ini.

Padahal, dengan adanya pencahayaan dengan waktu yang sesuai dengan kebutuhan ayam dapat menstimulasi hipotalamus dan akan diteruskan ke kelenjar hipofisa. Kelenjar hipofisa akan mensekresikan 2 hormon yaitu hormon FSH dan hormon LH. Hormon FSH berfungsi untuk mematangkan folikel telur, sedangkan hormon LH berfungsi untuk menggertak proses ovulasi. Maka dari itu, pencahayaan dalam kandang sangat penting dan peternak harus mengetahui hal itu. 

Umur ayam yang semakin tua

Penyebab produksi ayam petelur menurun selanjutnya yaitu umur ayam semakin tua. Semua makhluk hidup akan memasuki usia tua, begitu juga dengan ayam petelur. Saat memasuki usia tua (afkir), maka produktivitas telur akan menurun. Namun, pengaruh ini sangat bervariasi di setiap individu ayam. 

Ayam dapat bereproduksi secara efisien selama dua siklus masa bertelur. Setelah dua atau tiga tahun, produktivitasnya akan menurun. Pada umumnya, produksi telur paling baik yaitu di tahun pertama. Namun, terdapat juga ayam petelur dengan produksi tinggi, sehingga dapat berproduksi cukup baik selama 2 – 3 tahun. Kondisi ini berbeda pada setiap strain ayam. 

Ayam mengalami stress

Selain menjadi pemicu ayam terserang penyakit, stress juga dapat menyebabkan produksi ayam petelur menurun. Banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan stress, tetapi faktor yang seringkali membuat ayam stress yaitu : 

  • Kepanasan

Stress karena kepanasan atau disebut juga dengan heat stress adalah suatu cekaman yang disebabkan suhu dan kelembapan dalam kandang melebihi zona nyaman. Jika ayam petelur terkena heat stress maka, ayam akan lebih banyak minum dan mengurangi konsumsi ransum, sehingga kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi. Pada akhirnya hal ini akan menyebabkan menurunnya produksi ayam petelur. 

  • Kedinginan

Ayam sering mengalami stress kedinginan saat musim penghujan tiba. Maka dari itu, pastikan ayam mendapatkan perlindungan dari angin dan hujan selama musim penghujan, namun jangan sampai menutup terlalu rapat kandang, sehingga dapat menyebabkan tingginya kadar amonia dalam kandang. Jika kadar amonia dalam kandang tinggi juga dapat menyebabkan penyakit pada ternak ayam. Dan pada saat inilah waktunya meningkatkan lubang udara di dalam kandang. Ayam tidak dapat bertahan di kondisi lembab dan terlalu banyak angin.

  • Penangkapan, pemindahan, dan kepadatan

Batasi penangkapan atau pemindahan yang tidak perlu. Populasi yang terlalu padat dapat meningkatkan kanibalisme dan akhirnya stress pada ayam.

Ketika ayam stress, selain meningkatkan hormon ACTH (Adrenocorticotropic Hormone) yang dapat menurunkan sistem kekebalan, di dalam tubuh ayam juga terjadi peningkatan hormon epinefrin. Hormon ini ketika dikeluarkan ke dalam darah akan menyebabkan proses ayam bertelur menjadi mundur dan menghambat pembentukan jaringan kutikula pada lapisan kerabag telur, sehingga proses pigmentasi kerabang juga ikut terhambat. 

Itulah beberapa faktor penyebab produksi ayam petelur menurun. Harapannya setelah anda mengetahui beberapa penyebab tersebut, anda dapat menanganinya atau bahkan anda menemukan cara untuk meningkatkan produksi ayam petelur. 

Demikian artikel ini, semoga bermanfaat. Sampai jumpa di kesempatan lainnya!

 

Komentar dinonaktifkan