Penulis: Tim GFN
Musim hujan membawa berkah sendiri untuk masyarakat antara lain persediaan air melimpah, udara menjadi sejuk dan lain sebagainya. Namun, saat musim hujan datang ada beberapa masalah yang sering dihadapi peternak ayam. Masalah tersebut harus ditangani dengan baik oleh peternak. Karena jika tidak ditangani dengan baik, maka dapat menyebabkan dampak yang buruk bagi ternak ayam. Dampak yang akan terjadi yaitu antara lain menurunnya produktivitas ayam, stress pada ayam karena kedinginan, hingga timbulnya penyakit pada ayam.
Lantas, masalah apa saja yang sering dihadapi peternak ayam saat musim hujan?
Jawaban dari pertanyaan diatas dapat anda temukan disini. Kali ini kami akan mengajak anda untuk mengetahui tantangan peternak ayam saat musim hujan. Tanpa berlama-lama lagi, yuk simak penjelasannya di bawah ini!
Curah hujan tinggi
Pada saat musim hujan datang, ada kalanya terdapat curah hujan tinggi. Nah, pada saat curah hujan tinggi peternak harus menghadapi beberapa masalah yang dapat mempengaruhi ternak ayamnya. Masalah tersebut antara lain :
1. Suhu rendah
Suhu lingkungan di sekitar lokasi peternakan ayam komersial pada musim hujan berbeda dengan suhu pada musim kemarau. Datangnya musim hujan mengakibatkan suhu lingkungan relatif menjadi lebih rendah (udara dingin). Saat suhu terlalu dingin otak ayam akan merespon dengan meningkatkan metabolisme untuk menghasilkan panas tubuh. Efek suhu dingin ini terhadap anak ayam (DOC) pada masa brooding jelas lebih tampak dibanding ayam remaja/ dewasa, karena sistem thermo regulernya belum optimal.
Pada saat suhu dingin DOC memerlukan pemanas dengan jangka waktu yang lama. Berbeda dengan kondisi saat musim kemarau, pemanas bisa dikurangi (dimatikan) pada siang hari karena suhu lingkungan sudah sesuai dengan kebutuhan DOC. Dampak yang timbul jika kebutuhan pemanas dalam waktu yang lama tidak dilakukan karena suhu rendah yaitu pertumbuhan DOC tidak merata dan banyak yang kerdil, sehingga performa ayam menjadi jelek. Terlebih lagi jika suhu lingkungan rendah dapat mengakibatkan menurunnya imunitas, sehingga ayam rentan terhadap penyakit.
2. Kelembaban udara tinggi
Kelembaban udara (kadar air yang terikat di dalam udara) harus diperhatikan peternak, karena akan mempengaruhi suhu yang dirasakan ayam. Dampak yang ditimbulkan akibat kelembaban udara tinggi (lebih dari 85%) yaitu pertumbuhan ayam menjadi kurang baik. Kelembaban udara yang tinggi juga bisa menyebabkan kondisi sekam pada kandang postal menjadi cepat lembab, basah, dan menggumpal, sehingga kandungan gas amonia di dalam kandang menjadi tinggi. Ditambah jika kondisi sekam basah bisa menjadi media bagi pertumbuhan bibit penyakit.
Ayam yang dipelihara dengan sistem kandang terbuka (open house) lebih terpengaruh oleh kelembaban udara yang tinggi dibandingkan dengan ayam yang dipelihara dengan sistem kandang tertutup (closed house). Pada kandang tertutup (close house) terjadi pergerakan udara yang stabil dan tingkat kelembaban udara di dalam kandang bisa diatur sesuai dengan kebutuhan ayam. Selain itu, lingkungan yang lembab menjadi kondisi ideal sebagai perkembangan dan pertumbuhan virus, bakteri, jamur, dan parasit lainnya.
3. Angin kencang
Peralihan musim dari musim kemarau ke musim hujan biasanya akan diikuti dengan munculnya angin kencang dari arah yang tidak menentu. Kecepatan angin yang tinggi dapat membuat ayam terkena stress dingin ekstrim, ketika ayam stress akan menghambat metabolisme tubuh, sehingga penyerapan nutrisi pakan menurun. Selain itu, angin kencang dapat merusak konstruksi kandang, bahkan kandang ayam bisa roboh, sehingga dapat merugikan peternak.
Penurunan kualitas air minum
Pada saat musim hujan, meningkatnya curah hujan tentu volume air tanah akan bertambah pula. Meskipun jumlahnya bertambah adalah hal yang positif, namun hal ini justru sering memicu masalah baru yaitu perubahan terhadap kualitas air (menurun). Penurunan kualitas air umumnya terjadi secara fisik, kimia, maupun biologi. Penurunan kualitas air secara fisik dapat kita lihat antara lain yaitu air menjadi keruh, berbau, dan bercampur partikel organik atau material lumpur.
Kualitas air menurun secara biologi yaitu sumber air yang berasal dari sumur, bak penampungan, danau atau sungai tercemar oleh bakteri patogen. Bakteri patogen yang terdapat dalam air minum dapat menyebabkan penyakit pada ayam, terutama bakteri E. coli (penyebab penyakit Colibacillosis) dan Salmonella sp. (penyebab penyakit Salmonellosis). Bakteri ini bisa terbawa oleh media apa saja di lapangan.
Kualitas pakan menurun
Kelembaban udara yang tinggi pada musim hujan mengakibatkan pakan yang disimpan dalam gudang menjadi tidak tahan lama. Hal ini disebabkan karena tingginya kelembaban udara di sekitar kandang secara langsung akan mempengaruhi kandungan air di dalam pakan. Pakan dengan kandungan air lebih dari 14% lebih cepat ditumbuhi jamur, sehingga terjadi penurunan kualitas pakan.
Selain penurunan mutu pakan, baik secara kualitas (penurunan kadar nutrisi) maupun kuantitas (penggumpalan dan kerusakan pakan), pakan yang terkontaminasi jamur juga beresiko tercemar mikotoksin (racun jamur). Keberadaan mikotoksin menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh, sehingga ayam mudah terinfeksi agen penyakit.
Kurangnya pencahayaan
Selama musim hujan, sinar matahari relatif berkurang, bahkan pada saat-saat tertentu keadaanya bisa gelap sepanjang hari (mendung). Jika keadaan ini terjadi, peternak harus menambah pencahayaan agar aktivitas makan dan minum ayam tidak terganggu. Selain itu, adanya pencahayaan dalam kandang juga sangat penting untuk produksi ayam petelur.
Program pencahayaan dalam kandang ayam petelur merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada tercapainya puncak produksi, karena berhubungan dengan keseragaman kedewasaan kelamin. Nah, jika kondisi saat musim hujan gelap seharian (tidak ada matahari) pada siang, maka peternak perlu menambahkan pencahayaan yaitu dengan memasang lampu. Dengan penambahan pencahayaan dalam kandang inilah menyebabkan biaya yang dikeluarkan untuk listrik bertambah. Namun,hal ini justru lebih baik untuk mencegah produktivitas ayam menurun akibat kurangnya intensitas pencahayaan.
Penyebaran bibit penyakit
Masalah yang harus diwaspadai peternak ayam saat musim hujan yaitu penyebaran bibit penyakit. Terlebih lagi pada saat musim pancaroba, banyak penyakit yang dapat menyerang ternak ayam. Hal ini dikarenakan cuaca yang selalu berubah-ubah antara panas dan hujan pada awal pergantian musim. Ketika musim hujan datang, kelembaban udara menjadi tinggi, suhu rendah, dan hujan akan turun terus menerus (terkadang dengan curah hujan yang tinggi). Keadaan seperti inilah yang menjadi pemicu stress dan memicu terserangnya penyakit pada ayam. Selain itu, lingkungan yang lembab merupakan kondisi ideal untuk pertumbuhan bakteri, jamur, virus, dan parasit lainnya, sehingga ayam menjadi rentan terhadap serangan penyakit.
Itulah beberapa masalah yang sering dihadapi peternak ayam saat musim hujan. Hal yang harus sangat diwaspadai saat musim hujan yaitu timbulnya penyakit pada ayam. Karena jika ayam terserang penyakit akan mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi peternak. Kerugian tersebut diantaranya dikarenakan biaya pengobatan yang cukup mahal, kualitas hasil produksi ayam menurun (telur maupun daging), dan turunnya produktivitas ayam. Maka dari itu, peternak harus dapat menjaga kesehatan ternak ayam pada saat musim penghujan.
Menjaga kesehatan ternak ayam tidak lepas dengan pemberian pakan yang baik dan berkualitas. Namun, ada hal yang harus diperhatikan yaitu pakan yang diberikan haruslah mengandung nutrisi seimbang. Nah, untuk menjaga kesehatan ayam, anda juga dapat menambahkan feed additive ke dalam ransum. Dan jika kebetulan anda sedang mencari feed additive, Kami – Ganeeta Formula Nusantara menjualnya. Kami menjual berbagai macam feed additive yang berguna untuk menjaga kesehatan pencernaan, pernapasan, hingga untuk meningkatkan reproduksi ayam. Info harga dan cara pemesanan anda dapat menghubungi kontak kami di nomor 0811-1907-0726.
Sekian artikel kali ini. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan anda. Terimakasih dan sukses selalu untuk anda!