Telur Herbal Tanpa Antibiotik


Penulis: Tim GFN

Antibiotik merupakan pilihan utama peternak dalam pengobatan infeksi bakterial, akan tetapi penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menjadi residu di dalam daging dan telur yang berbahaya jika dikonsumsi manusia. Hal ini menjadi latar belakang dalam menciptakan telur tanpa antibiotik dengan formulasi pakan herbal dengan harapan telur yang dihasilkan dari ayam akan bebas residu dan aman untuk dikonsumsi.

Di dalam tanaman herbal sendiri mempunyai kandungan fitogenik yang menurut Acamovic dan Brooker 2005 adalah Fitogenik merupakan hasil dari metabolit sekunder tanaman yang mengandung senyawa bernilai nutrisi, tidak bernutrisi ataupun anti nutrisi. Fitogenik yang terkandung di dalam tanaman. Komponen aktif tersebut telah diketahui mempunyai aktivitas anti – mikroba, dan aktifitas anti oksidan (Cowan, 1999; Botsoglou et al. 2002: Windisch et al. 2007). Dibandingkan dengan antibiotik, penggunaan herbal dinilai lebih alami dan bebas residu. Beberapa komponen aktif fitogenik adalah minyak atsiri, flavonoid, saponin, tanin, curcuminoid, artemisinin, alkaloid dan lain–lain.

Perusahaan PT Ganeeta Formula Nusantara yang merupakan bagian dari CITA Indonesia adalah perusahaan yang melakukan riset mengenai telur bebas antibiotik dengan mengembangkan formula herbal sebagai anti bakteri yang alami dan melakukan percobaan dengan parameter ketebalan dan warna cangkang telur serta kualitas kuning telur.

Pada tabel 2. menunjukkan bahwa tebal kerabang yang diberi herbal memiliki ketebalan yang baik dibandingkan dengan yang tidak diberi herbal. Seperti yang dijelaskan Agustina.,dkk (2009), bahwa kandungan herbal dapat menekan bakteri gram positif dan gram negatif maka ayam akan cenderung terhindar dari infeksi bakterial di saluran pencernaan. Sehingga penyerapan kalsium menjadi lebih baik dan ini berdampak pada kualitas kerabang telur yang lebih tebal dibandingkan dengan yang tidak memakai herbal. Menurut Roland (1986), bahwa penyerapan kalsium yang optimal menyebabkan deposisi kalsium yang digunakan sebagai pembentukan cangkang telur menjadi lebih baik yang akan berpengaruh terhadap ketebalan kerabang telur.

Pada aspek kuning telur, penggunaan herbal mampu meningkatkan warna kuning telur dengan skor lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak memakai herbal.

Telur yang memiliki skor lebih tinggi dipengaruhi oleh kandungan curcuminoid yang banyak terdapat pada kunyit dan temulawak, sehingga mempengaruhi absorbsi karoten di saluran pencernaan, dan memberikan pigmen alami pada kuning telur (Amo,2013). Hal serupa disampaikan oleh Rondouwu., dkk (2014) bahwa semakin bagus kualitas kunyit dan temulawak, maka semakin besar pula absorbsi karoten di dalam saluran pencernaan dan akan terdeposisi di dalam kuning telur sehingga akan mempengaruhi warna kuning telur yang dihasilkan.

Fungsi herbal pada kualitas telur tidak hanya dilihat dari aspek kuning dan kerabang telur saja, tetapi juga efektif dalam menekan bakteri Salmonella di dalam telur. Seperti dikatakan oleh Agustina.,dkk (2006) yaitu ramuan herbal dapat menghambat bakteri gram positif dan gram negatif. Bakteri Salmonella enteritidis dapat masuk dan mencemari telur sehingga jika dikonsumsi akan menimbulkan penyakit. Kandungan herbal seperti minyak Atsiri sebagai antibakteri yang baik bekerja dengan cara merusak dan mengubah konfrontasi dinding sel bakteri yang akan berpengaruh pada transport elektron, ion gradien, translokasi protein dan kehilangan kontrol kemiosmotik (Greathead 2003; Calsamiglia et al.). Fungsi serupa juga ditemukan pada zat aktif Tanin yaitu memiliki efek antibakteri seperti E.coli, Salmonella enteritica, Staphylococcus aureus, dan Clostridium perfringens, sehingga dengan penambahan zat fitogenik di dalam pakan akan memproduksi telur bebas enteropatogen (Salmonela sp.). Hal serupa disampaikan oleh Lien et al. 2008 pemberian flavonoid sebagai imbuhan pakan bersifat antioksidan, antiallergenik dan meningkatkan performa ayam petelur sehingga menghasilkan telur berkadar kolesterol yang lebih rendah.

Penggunaan bahan herbal sebagai anti bakteri natural diharapkan berpengaruh terhadap kesehatan unggas dan meminimalisir residu yang berbahaya ketika dikonsumsi manusia, dan PT Ganeeta Formula Nusantara berupaya menciptakan formula herbal yang mampu menghasilkan produk hasil ternak yang mempunyai nilai kesehatan serta aman dikonsumsi oleh

Sumber: Agustina.,dkk, 2009
*Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UGM (2009)
dan temulawak,
masyarakat. Adv

Komentar dinonaktifkan