Meniran dan Implikasinya pada Esseguard Intestinal

Meniran dan Implikasinya pada Esseguard Intestinal

Penulis: Tim GFN

Penggunaan antibiotik sebagai pilihan utama dalam menangani kasus infeksi bakterial & coccidial di lapangan memang sudah lama dlakukan peternak layer maupun broiler, akan tetapi penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dapat menimbulkan resistensi sehingga dibutuhkan dosis lebih tinggi apabila terjadi serangan infeksi berulang. Antibotik meninggalkan reduch di daging dan telur yang berbahaya ja dikonsumsi oleh manusia. Antibiotik juga meninggalkan residu di dalam daging dan telur yang berbahaya jika dikonsumsi oleh manusia. Saat ini banyak alternatif penggunaan antibiotik yang dinilai bebas residu, salah satunya adalah menggunakan beberapa kombinasi herbal.

Kombinasi herbal sering diasosiasikan dengan campuran tanaman obat yang mempunyai efek untuk meningkatkan potensi performa ternak. Kombinasi beberapa bahan aktif lebih efektif daripada menggunakan herbal tunggal. Efikasi farmakologis dari masing-masing komponen senyawa dapat saling mendukung dan mengurangi resiko toksisitas. Komponen kombinasi herbal untuk pengganti antibiotic salah satunya adalah meniran (Phyllanthus niruri).

Tanaman herbal meniran mengandung senyawa glikosida, flavonoid, alkaloid dan phenylpropanoids (Taylor, 2003). Zat aktif flavonoid yang berasal dari rempah berfungsi sebagai anti peradangan dan merangsang produksi cairan empedu (Wahyudha dkk., 2002). Meniran merupakan salah satu tanaman obat yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Hal ini disebabkan senyawa flavonoid yang terdapat di dalam meniran. Senyawa flavonoid mampu berperan sebagai antibakteri dengan menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Dinding sel bakteri patogen positif lebih mudah ditembus flavonoid karena lebih permeable sehingga dapat dengan mudah merusak dinding sel bakteri patogen tersebut.

Senyawa flavonoid yang bersifat sebagai antibiotik alami dan tidak memiliki tingkat resistensi yang tinggi seperti antibiotik kimia, berperan penting dalam membantu keseimbangan mikroflora di dalam saluran pencernaan khususnya usus halus sebagai tempat utama penyerapan nutrien. Keseimbangan mikroba yang baik dalam usus halus berimplikasi pada performa ternak yang optimal, sehingga bakteri yang dominan terdapat di dalam usus halus adalah bakteri non patogen (Bakteri Asam Laktat) dibandingkan bakteri patogen.

Kemampuan antibakteri dari tanaman herbal meniran inilah yang membuat PT. Ganeeta Formula Nusantara melakukan inovasi herbal terfomulasi dalam produk “Esseguard Intestinal” dengan menggabungkannya dengan 12 tanaman herbal lain. Efek sinergis dan mutualisme antar komponen dalam “Esseguard Intestinal” mampu meningkatkan performan tanpa mengurangi aspek keamanan pangan, cemaran bakteri, dan resiko resistensi terhadap antibiotik. Hal ini terbukti dengan laporan dari farm mitra dan konsumen terkait menurunnya penggunaan antibiotik, sehingga secara tidak langsung menurunkan pakan. Penggunaan “Esseguard Intestinal” adalah 1kg/ton dalam campuran pakan dengan harapan dapat menunjang produktivitas ternak dan menjaga ternak dari serangan penyakit.

Terlihat dari percobaan di atas bahwa ayam yang diberikan herbal memiliki trachea dengan lebih sedikit ptechiae, pada gizzard tidak tampak adanya erosi, dan pada duodenum (bawah) aktivitas reaksi enzimatik lebih baik karena tidak ditemukan peradangan, namun pada duodendum (atas) ditemukan inflamasi tingkat ringan. Hal ini menunjukkan bahwa zat kandungan di dalam herbal cukup efektif dalam menekan inflamasi dan mempunyai sifat anti bakteri. Sifat antibakteri dari tanaman meniran ini mampu menghambat sintesis dinding bakteri. Sehingga mengubah permeabilitas membrane sel dan menghambat sintesis protein dan asam nukleat, yang pada akhirnya menghambat pertumbuhan bakteri. Selain itu, meniran juga memiliki fungsi sebagai hepatoprotektor. Ketika antibiotik diberikan pada unggas, meniran dapat diberikan setelahnya untuk mengurangi residunya. Meniran akan membantu hati untuk mentralisir racun yang terdapat pada tubuh.

Selain sebagai anti inflamasi dan antibakteri di target sasaran organ, herbal juga dapat meningkatkan nafsu makan dari ayam. Kami mencoba melakukan pengamatan pada pelanggan yang memakai produk kami selama 2 minggu dan hasilnya kelompok ayam yang memakai herbal memiliki feed intake yang cenderung stabil dibandingkang kelompok ayam yang tidak memakai herbal. Feed intake yang lebih stabil ini diharapkan dapat selalu memenuhi kebutuhan nutrisi ayam.

Baca juga : Daun meniran alternatif penyembuhan PMK

 

Komentar dinonaktifkan