Penulis: Tim GFN
Saat ini herbal telah menjadi imbuhan pakan ternak alami yang banyak dipakai peternak untuk meningkatkan performance ayam layer maupun broiler. Kandungan zat aktif herbal diantaranya Flavonoid, Tanin, Saponin, Curcuminoid, dll yang dapat berfungsi sebagai anti bakteri dan antikoksidial alami yang saat ini digunakan untuk menggantikan AGP yang aman dan bebas residu.
Herbal yang memiliki sifat anti bakteri bekerja dengan cara merusak dinding sel bakten sehingga proses metabolisme sel akan terganggu. Seperti yang dikatakan Palczar dan Chen (1988), perbedaan ketebalan dari dinding sel bakteri non patogen dan patogen berpengarun terhadap reaksi yang disebabkan oleh senyawa fenolik. Dinding sel bakteri non patogen akan mengalami dehidrasi sehingga pari pari akan mengecil. Hal Ini menyebabkan permeabilitas dinding sel dan fungsi membran sel akan menurun, sedangkan pada bakten patogen, lipid akari torekstrasi dan dinding se sehingga pari pon akan mengembang. Hal ini menyebabkan daya rembes sel dan fungsi membran meningkat karena penyerapan yang tidak terkontrol akan merusak komponen dinding selnya.
Menurut Soeparno (1988) dana Paramitasari (2009), gangguan pembentukan dinding sel disebabkan oleh akumulasi komponen lipofilat pada dinding atau membrane sel, sehingga menyebabkan perubahan komposisi dinding sel.
Akumulasi tersebut terjadi karena senyawa antimikroba dipengaruhi oleh bentuk tak terdisosiasi. Pada konsentrasi rendah, molekul – molekul fenol yang terdapat pada minyak thyme kebanyakan berbentuk tak terdisosisasi, lebih hidrofobik dan dapat mengikat daerah hidrofobik membran protein serta dapat melarut walaupun pada fase lipid dari membran bakteri. Reaksi dengan membrane sel terjadi karena komponen bioaktif dapat menganggu dan memengaruhi integrasi membran sitoplasma yang mengakibatkan kebocoran intraseluler sehingga menyebabkan lisis sel, denaturasi protein dan menghambat ikatan ATP ase pada membran sel. Selain itu, cara yang digunakan adalah dengan menginaktivasi enzim.
Mekanisme tersebut menunjukkan bahwa kerja enzim akan menganggu dalam mempertahankan kelangsungan aktivitas mikroba sehingga mengakibatkan enzim akan memerlukan energi dalam jumlah besar untuk mempertahankan kelangsungan aktivitasnya. Akibatnya energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan menjadi berkurang dan aktivitas mikroba menjadi terhambat. Pertumbuhan bakteri akan terhenti jika kondisi tersebut berlangsung secara terus menerus.
Cikrici et al., (2008) mengatakan bahwa aktivitas antibakteri kurkumin dapat menghambat pertumbuhan Escherichia coli dengan cara menghambat aktivitas enzim siklooksigenase-2 (cox-2) yang mengubah asam arakhidonat menjadi prostaglandin. Kurkumin juga merupakan senyawa fenol yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara serupa yaitu merusak membran sel sehingga metabolisme sel akan terganggu.
Selain berfungsi menjadi antibakteri, beberapa zat aktif herbal juga berfungsi sebagai antikoksidial alami. Saat ini Eimeria sp, menjadi salah satu penyebab utama kerusakan saluran pencernaan yang apabila bersamaan dengan infeksi Clostridium perfringens akan menimbulkan Nekrotik enteritis yang dapat merugikan bagi ungags terutama dalam penyerapan nutrisi, sehingga menimbulkan peningkatan angka mortalitas dan bengkaknya FCR. Menurut Wang et al. 2010, senyawa aktif dari beberapa obat herbal dapat membunuh Eimeria sp. Senyawa tersebut mampu memproduksi sitokin, contoh sambiloto dapat memproduksi sitokin interferon gamma (γ-IFN) yang dapat menginduksi makrofag dan akan melakukan fagositosis terhadap Eimeria sp. Sedangkan senyawa andrograpolid pada tanaman herbal dapat menghambat proses multiplikasi E.tenella. dengan cara bekerja langsung melalui sel limfosit untuk meningkatkan respon fagositosis oleh sel makrofag, dan bekerja secara tidak langsung, yaitu dengan cara meningkatkan imunitas atau berungsi sebagai imunomodulator. (Sheeja dan Kuttan, 2007). Kemudian menurut Goto et al dan Sunardi (2007), senyawa aktif yang dihasilkan tanaman herbal seperti kurkumin dan gingerol memiliki antioksidan tinggi, dapat meningkatkan penyerapan makanan ke dalam tubuh, meningkatkan nafsu makan dengan cara memperpendek siklus keasaaman, sebagai anti radang dan mempercepat pelepasan kadar gula darah ke dalam sel – sel tubuh sehingga mempercepat proses lapar dan menurunkan resiko stres. Apabila stress menurun maka imunitas tubuh akan meningkat, sehingga populasi Eimeria sp di dalam saluran pencernaan dapat ditekan.