Penulis: Tim GFN
Perlu diketahui bahwa cara pemeliharaan ternak unggas terutama ayam sangat dipengaruhi oleh kondisi suhu lingkungan dan cuaca. Manajemen pemeliharaan ternak unggas di daerah tropis dihadapkan dengan tingginya suhu lingkungan, sehingga laju pertumbuhan dan produksi daging maupun telur yang dihasilkan tidak sesuai dengan potensi genetik yang dimiliki ternak. Cuaca juga mempengaruhi tingkat produktivitas ayam, cuaca di Indonesia saat ini yaitu suhu tinggi di siang hari dan suhu rendah di malam hari. Metode dan model pemeliharaan yang diterapkan harusnya berbeda pada setiap musimnya.
Pengertian heat stress
Ternak unggas tergolong hewan berdarah panas dengan ciri spesifik tidak memiliki kelenjar keringat serta hampir semua bagian tubuh tertutupi bulu. Kondisi biologis seperti ini menyebabkan ternak unggas dalam kondisi panas mengalami kesulitan membuang panas tubuhnya ke lingkungan di siang hari. Jika suhu udara lingkungan melebihi suhu normal (>28° C) akan mengakibatkan heat stress atau stress panas pada ayam karena ayam tidak mampu untuk menyeimbangkan antara produksi dan pembuangan panas tubuhnya. Heat stress adalah suatu cekaman yang disebabkan oleh suhu dan kelembapan udara dalam kandang melebihi zona nyaman. Maka dari itu, peternak perlu tahu bahwa zona nyaman ayam berada pada kisaran suhu 25-28° C dengan kelembapan 60-70%.
Jenis heat stress pada ayam
Ayam yang terkena heat stress akan mengurangi konsumsi pakan yang bisa mempengaruhi pertumbuhan, produktivitas ayam, dan bobot badan ayam. Ada dua jenis heat stress pada ayam yaitu heat stress akut dan kronis, heat stress akut terjadi pada saat suhu dan kelembapan meningkat drastis, sedangkan heat stress kronis dipicu oleh meningkatnya suhu dan kelembapan dalam waktu relatif lama. Kasus heat stress sendiri sering dialami oleh ayam dewasa karena telah memiliki bulu yang sempurna sehingga mempersulit pembuangan panas tubuhnya. Selain itu, ukuran tubuh yang besar pada ayam dewasa juga menghasilkan lebih banyak panas tubuh.
Faktor Penyebab heat stress
Beberapa faktor penyebab terjadi heat stress pada ayam antara lain :
- Potensi genetik yang tinggi.
- Sistem pengaturan suhu tubuh ayam.
- Iklim di Indonesia.
- Manajemen kandang yang kurang baik.
- Kepadatan kandang yang kurang baik.
- Kandungan nutrisi yang tidak sesuai kebutuhan.
Tingkah laku ayam saat heat stress
Pada prinsipnya ketika ayam sedang dalam kondisi kepanasan (heat stress), ayam akan berusaha menurunkan suhu tubuhnya melalui pelepasan panas tubuh. Namun, karena ayam tidak memiliki kelenjar keringat, maka ayam akan merespon hal tersebut dengan beberapa tingkah laku sebagai berikut :
- Ayam menggantung, merenggangkan, dan melebarkan sayapnya, tetapi usaha ini kurang optimal karena suhu lingkungan kandang tidak berbeda dengan suhu tubuh ayam.
- Ayam menempelkan tubuh ke dinding kandang yang lebih dingin, terkadang ayam juga melakukan mandi di tempat minum.
- Ayam bernapas melalui tenggorokan atau meningkatkan evaporasi (penguapan). Ayam akan membuka mulutnya dan menggerakan tenggorokannya sebagai tempat keluar masuk udara.
Adanya dampak pemanasan global yang terus terjadi menyebabkan kasus heat stress akan terus mengancam ayam. Terlebih lagi pada saat musim kemarau, peternak harus lebih memperhatikan aktivitas ayam setiap saat. Dengan mengetahui gejala-gejala heat stress pada ayam diharapkan peternak lebih waspada agar tidak mengalami kerugian yang besar. Semoga bermanfaat terimakasih.