Upaya Pencegahan Terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)

Upaya Pencegahan Terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)

Penulis: Tim GFN

Penyakit mulut dan kuku (PMK) mulai mewabah di Indonesia sejak akhir aplil 2022. Penyakit ini sangat menular pada hewan ternak berkuku belah, mulai dari ruminansia besar (sapi potong, sapi perah, dan kerbau), ruminansia kecil (kambing dan domba), dan babi. Dampak yang signifikan akibat PMK adalah menurunkan produktifitas hewan ternak (terutama penurunan produksi susu) serta menimbulkan kerugian ekonomi bagi peternak maupun industry peternakan. Penyakit mulut dan kuku (PMK) dianggap sebagai penyakit hewan menular yang penting di dunia, diakibatkan menyebabkan pembatasan perdagangan ternak dan produknya dalam negara yang terinfeksi (Thompson et al., 2002).

Penyebab PMK

Penyakit PMK disebabkan oleh foot and mouth disease virus (FMDV) yang termasuk dalam genus Aphthovirus dan famili Picornaviridae (Grubman and Baxt, 2004). Virus PMK dapat dengan mudah menular dari hewan ternak sakit terhadap ternak sehat dengan angka kesakitan (morbiditas) 100% dan angka kematian (mortalitas) 20% pada hewan muda dan 2% pada ternak dewasa (Azeem et al., 2020). Penyakit ini bersifat akut dengan masa inkubasi selama 1-14 hari serta hewan ternak yang terinfeksi dapat mengeluarkan virus di semua sekresi dan ekskresi tubuh, seperti air liur, leleran cairan

Ciri-ciri ternak terkena PMK

hidung, urin, dan feses (Ranjan et al., 2016). Tanda-tanda klinis yang ditimbulkan oleh penyakit PMK berupa suhu tinggi 410C, pincang, air liur berlebihan (hipersalivasi), dan pembentukan vesikel atau lepuh pada mukosa mulut, hidung, putting susu, lidah, serta disekitar kuku (Gambar 1) (Alexandersen et al., 2003; Armson et al., 2018). Tingkat keparahan gejala klinis dari penyakit ini tergantung pada umur dan jenis hewan, strain virus, serta tingkat kekebalan (Azeem et al., 2020). Lesi pada lidah dapat sembuh dalam waktu beberapa hari, tetapi lesi pada kaki dapat menyebabkan kepincangan yang berkepanjangan serta lesi di rongga hidung dapat menyebabkan infeksi bakteri sekunder yang menyebabkan keluarnya cairan mukopurulen dari rongga hidung (Knipe and Howely, 2001). Sejauh ini, belum ada pengobatan untuk penyakit PMK, hanya dilakukan beberapa terapi suportif untuk mencegah infeksi sekunder, dengan pemberian suplemen, vitamin, dan mineral (Ranjan et al., 2016).

Cara meningkatkan sistem kekebalan tubuh jika sapi terkena PMK

Untuk melakukan pencegahan Penyakit mulut dan kuku (PMK) di Indonesia, PT Ganeeta Formula Nusantara melakukan pembuatan produk berupa PREMIX SAPI PERAH CITA INDONESIA, yang merupakan suplemen pakan dalam bentuk sediaan premix yang mengandung multivitamin, makro dan mikro mineral yang sangat dibutuhkan oleh ternak untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit PMK dan untuk mencapai kebutuhan nutrisi yang optimal pada setiap fase pertumbuhan, bunting dan produksi susu sapi perah. Kandungan nutrisi utama dalam PREMIX SAPI PERAH CITA INDONESIA berupa multivitamin seperti vitamin A, D3, dan E serta beberapa makro dan mikro mineral yang dapat berfungsi sebagai antioksidan yang mampu meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dan menunjukkan peran protektif penting selama terjadi infeksi virus maupun bakteri (Carlson et al., 2012), sehingga mengakibatkan antioksidan dapat memodulasi terjadinya resistensi terhadap pathogen infeksius (Puertollano et al., 2011). Penggunaan kombinasi antioksidan lebih efektif daripada pemberian secara tunggal (Hamam et al., 2007).

Fungsi Premix Sapi Perah Cita Indonesia

Selain itu, PREMIX SAPI PERAH CITA INDONESIA memiliki beberapa

fungsi, diantaranya :

  1. Meningkatkan produksi dan kualitas susu
  2. Meningkatkan status kesehatan pedet yang minum susu dari induk
  3. Membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan fertilitas
  4. Menghindari defisiensi vitamin essensial (Vitamin A, D, dan E) pada sapi
  5. Menghindari defisiensi mineral
  6. Mencegah terjadinya grass tetany

PREMIX SAPI PERAH CITA INDONESIA juga memiliki keunggulan yaitu stabil terhadap udara dalam kondisi kemasan yang tidak dibuka, tetapi agak sensitif terhadap sinar matahari langsung dan kelembaban. Produk dapat disimpan selama minimal 12 bulan dari tanggal pembuatan ketika kemasan belum dibuka.

Dosis penggunaan Premix Sapi Perah Cita Indonesia

Penggunaan PREMIX SAPI PERAH CITA INDONESIA dapat diberikan setiap hari atau sesuai kebutuhan dengan cara dicampurkan ke dalam pakan dengan dosis pemberian :

  1. Sapi dan kerbau : 2 – 4 kg per ton pakan (setara dengan 50 – 100 gr/ekor/hari)
  2. Kambing dan domba : 1 – 2 kg per ton pakan (setara dengan 2,5 – 5 gr/ekor/hari

Baca juga : Daun meniran, alternatif penyembuhan PMK

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pemberian PREMIX SAPI PERAH CITA INDONESIA dapat meningkatkan system kekebalan tubuh dan merupakan cara yang efektif untuk pencegahan Penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.

 

 

Komentar dinonaktifkan